loading...Anak Gunung sebelim meletus. Foto diambil tahun 2013. CUACA di wilayah Tempel Kabupaten Sleman, Yogyakarta, mendadak redup saat abu vulkanik Gunung Kelud mendarat pukul tujuh pagi. Warga sontak mengurungkan niat berangkat ke ladang. Di atas genting rumah mereka, pasir lembut berwarna putih mengguyur tak putus putus. Hujan debu."Mbah Kelud lagi menyapa Merapi," tutur Ny Rosmiati 67 yang saat itu langsung menghubungi sanak kerabatnya di Blitar, Jawa Timur. Pasir lembut bertebaran di mana-mana. Di rumah-rumah. Di pepohonan. Di jalan-jalan. Menempel pada kaca dan bodi kendaraan yang berlalu-lalang. Karena tidak kuat menahan beban, talang-talang air berbahan paralon, pada ambrol. Begitu juga plafon rumah. Tidak sedikit yang jebol. Daun dan buah salak yang menjadi tanaman andalan di Tempel, Sleman, juga tidak luput dari sasaran. Tidak sedikit yang rebah sekaligus memutih. Baca Juga Perhutanan Sosial Dihambat, Petani Kelud Kediri Geruduk PerhutaniDengan menyodorkan berbagai bukti catatan historis, Pemkab Blitar menggugat. Polemik gunung setinggi meter di atas permukaan laut Mdpl tersebut, dibawa ke pusat dan Kemendagri memutuskan status quo hingga hari ini. "Ya biar diambil Kediri beserta abu abunya," kata Khamim yang mengaku masih jengkel ketika mengingat polemik itu. Pada erupsi 13 Februari 2014, wilayah Kediri terdampak parah. Sepanjang jalan Kabupaten Kediri, yakni mulai perbatasan Kabupaten Blitar hingga wilayah Kediri, penuh dengan pasir Kelud. Di sepanjang jalan banyak dijumpai rumah serta bangunan fasilitas umum yang lantak. Kelud betul-betul mengamuk. Jalan Doho, yang merupakan jalur utama sekaligus pusat keramaian Kota Kediri, berubah menjadi lautan pasir. Seluruh pemilik toko seketika berhenti jualan. Aktifitas ekonomi lumpuh total. Sementara di wilayah Blitar Raya, pemandangan justru sebaliknya. Abu vulkanik Kelud hanya menyaput tipis. Seolah sedang tidak terjadi apa apa. "Padahal pada saat erupsi tahun 1990, kondisi di Blitar lebih parah. Tebal pasir di jalan raya di atas mata kaki orang dewasa," tutur Khamim. Spekulasi yang berkembang, karena lontaran yang kelewat dahsyat, wilayah Blitar yang berlokasi lebih dekat, justru terlewat. Yang terdampak parah justru wilayah lebih jauh. Kasak kusuk yang bergulir di sebagian masyarakat Blitar, itu semua akibat ingin merebut Kelud dari Blitar. Proses pengambilalihan tersebut kabarnya berlangsung di Yogyakarta. "Karenanya yang terdampak parah Kediri dan Yogya," kata Khamim. Merunut sejarahnya, Gunung Kelud sudah puluhan kali mengalami erupsi. Di periode awal letusan, tidak sedikit korban berjatuhan. Baca Juga Jarak pandang terbatas, transportasi di Kota Solo tergangguDalam Ensiklopedi Indonesia terbitan Ichtiar Baru- Van Hoeve tahun 1982, erupsi Kelud pada tahun 1919 disebut menelan korban jiwa Letusan tahun 1966 mengakibatkan 25 desa hancur, dan 282 orang warga meninggal dunia. Lahar panas meluncur sejauh 31 km.
Sebenarnyamenurut beberapa sesepuh sekitar kelud adalah hal yang tabu alias pantangan menggunjingkan patung lembu sura saat atau pasca kelud meletus. Menurut legendanya, letusan Gunung Kelud yang keberapa gitu (lupa) lembu sora keluar dari kuburnya. Letusan Pebruari 2014 kemarin ada yang lihat penampakan lembu sura deket gunung gedang persis
– Apa hubungan Gunung Kelud dengan Lembu Suro? Lalu apa maksud dari balas dendam? Sebenarnya ini adalah mitos yang beredar di masyarakat sekitar Gunung Kelud. Namun tidak sedikit yang masih Lembu SuroBicara tentang Lembu Suro, belum lengkap jika belum membahas sejarahnya. Ada bermacam versi dari mitos seputar Lembu Suro, tetapi semuanya memiliki inti cerita yang sama. Ada versi Dyah Ayu Pusparani, putri raja Brawijaya dan Versi Dewi Kilisuci dan Mahesa Suro. Masyarakat sekitar Gunung Kelud mempercayai bahwa letusan Gunung Kelud merupakan hasil balas dendam Lembu Suro yang dikhianati cintanya. Lembu Suro sendiri adalah siluman yang memiliki tubuh seperti manusia dengan wajah lembu. Dalam salah satu legenda, Lembu Suro berhasil melakukan sayembara dari Raja Brawijaya. Konon, Raja Brawijaya mengadakan sayembara untuk mencari pasangan bagi putrinya yang cantik. Saat sayembara digelar, seluruh pemuda yang hendak mempersunting sang putri mengikuti sayembara. Dengan seluruh kekuatan, tidak ada satupun pemuda yang mampu berhasil. Hingga datanglah sang Lembu Suro yang dapat berhasil menaklukkan putri yang cantik enggan menikahi Lembu Suro yang buruk rupa. Ia memikirkan berbagai cara untuk menolak cinta Lembu Suro. Sang putri pun meminta Lembu Suro untuk membuatkan sebuah sumur yang dalam di Puncak Kelud hanya dalam semalam. Demi cintanya kepada sang putri, Lembu Suro pun hampir berhasil melakukannya dengan bantuan makhluk gaib. Sang putri yang tetap tidak ingin menikahi Lembu Suro meminta bantuan ayahnya untuk membunuh Lembu Suro. Keduanya berkhianat terhadap janji sayembara. Raja Brawijaya memerintahkan pasukannya untuk mengubur Lembu Suro hidup-hidup dalam sumur yang dibuatnya. Lembu Suro yang merasa cintanya dikhianati, mengutuk Raja dan seluruh yang hidup di yang membicarakan kemunculan patung Lembu Suro yang secara tiba-tiba. Namun sebenarnya patung ini sudah ada sejak 1995. Patung ini dibangun untuk mempercantik dan menandai area bekas erupsi Gunung Kelud tahun 1990-an. Selain patung Lembu Suro, juga terdapat patung Jotho Suro yang merupakan saudara dari Lembu Suro. Tampak masih utuh, patung Jotho Suro terletak lebih ke bawah dari patung Lembu Suro. Sampai saat ini tidak sedikit masyarakat yang mempercayai mitos tersebut. Salah satunya masyarakat Sugihwaras di lereng Gunung Kelud. Setiap bulan Suro, masyarakat berbondong-bondong ke anak Gunung Kelud dengan membawa larung sesaji. Ada beragam sesaji yang dibawa dalam ritual suci ini, mulai dari nasi, sayuran, lauk pauk, sampai buah-buahan. Semua makanan yang dibawa dikumpulkan di tengah dan masyarakat duduk mengelilingi sembari mendengar pemangku adat membaca patung Lembu Suro dan Jotho Suro yang terletak di Gunung Gedang rangkaian pegunungan sekitar Gunung kelud, terdapat banyak potensi wisata yang menjanjikan di sekitar kawasan ini. Hutan yang indah di sekitar Lembu Suro bisa jadi wisata yang berpotensi besar meningkatkan pendapatan daerah. Kawasan Lembu Suro sangat cocok untuk dijadikan sebuah wisata adventure. Memanfaaatkan kebutuhan akan rekreasi yang meningkat, dengan pengembangan berkelanjutan dan pembangunan berbagai sarana yang mendukung sebuah wisata petualangan dapat menjadi acuan sebagai langkah selanjutnya bagi Pemerintah Kabupaten Blitar. Tanpa merusak alam, pembangunan fasilitas outbond dapat dilakukan di sekitar kawasan hutan seperti panjat tebing, flying fox, dan berbagai sarana pendukung ke depannya, diharapkan Pemkab. Blitar dapat mengembangkan berbagai potensi wisata di kawasan Lembu Suro sebagai wisata adventure yang menarik guna memikat wisatawan baik lokal maupun mancanegara. TOPIK LAINNYAciri ciri keturunan brawijaya v, jodoh satrio piningit, Ciri keturunan Aji Saka, Pangeran sangga buana, asal usul mahesa suro, Ciri-ciri fisik keturunan Banten, ciri-ciri keturunan jaka tingkir, Ciri-ciri KETURUNAN Tubagus, ciri keturunan batoro katong, silsilah keturunan dewi lanjar
Demikianlahbeberapa uraian kami tentang penampakan lembu suro saat gunung kelud meletus. Jika Anda merasa belum jelas, bisa juga langsung mengajukan pertanyaan kepada kami. Jika Anda merasa belum jelas, bisa juga langsung mengajukan pertanyaan kepada kami.
KEDIRI, - Letusan Gunung Kelud selalu dikaitkan dengan banyak mitos dan Ramalan babad tanah Jawa kuno. Salah satunya kisah Lembu Suro. Apa kaitannya Lembu Suro dengan Ramalan Gunung Kelud meletus di tahun 2022? Legenda babad tanah jawa kuno punya kisah menarik. Kawasan gunung Kelud dari zaman dahulu sudah di Ramalkan akan terjadi bencana dahsyat, karena tuntutan balas dendam sosok sakti mandraguna Lembu Suro. Baca Juga Diramal akan Meletus Tahun 2022, Sumpah Lembu Suro Bikin Masyarakat Deg-Degan Mitos Lembu Suro adalah legenda manusia dengan kepala lembu yang dikhianati cintanya oleh seorang putri cantik Dewi Kilisuci. Dewi Kilisuci adalah putri Jenggolo Manik dengan kecantikan setara bidadari. Karena kecantikan dan budi pekertinya, ia dilamar oleh dua orang raja yang bukan berasal dari bangsa manusia. Raja lembu bernama Lembu Suro dan Raja kerbau bernama Mahesa Suro. Baca Juga Sekilas Pandang Gunung Kelud, Termasuk Stratovolcano Cincin Api Pasifik Dewi Kilisuci membuat sayembara untuk membuat sumur di atas Gunung Kelud yang harus selesai dalam satu malam. Dengan kesaktiannya, 2 raja jin ini berhasil menuruti permintaan Dewi Kilisuci dengan mudah. Tetapi, Dewi Kilisuci yang sejak awal enggan dipersunting oleh Lembu Sura dan Mahesa Sura sudah mengatur siasat jahat. Singkat cerita, saat kedua raja masuk ke dalam sumur untuk menggali lebih dalam, para prajurit Dewi Kilisuci menimbun kedua raja tersebut dengan tanah hingga meregang nyawa. Baca Juga Ramalan Gunung Kelud Meletus Tahun 2022, Lihat Sejarah Erupsi 45 Hari Tanpa Henti Bikin Ngeri Sebelum tewas, Lembu Suro sempat mengucapkan sumpah serapah yang melegenda, berbunyi Yoh.. Kediri, mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping-kaping. Yoiku Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung dadi kedung. Yang artinya Wahai orang-orang Kediri, suatu saat akan mendapat balasanku yang amat besar. Kediri akan jadi sungai, Blitar jadi daratan, dan Tulungagung jadi danau.
Sejarahgunung kelud dan lembu suro. 10 cerita misteri yang ada di gunung kelud,ada legenda penghianatan cinta dn bidadari ts bata. Mount Merapi, Indonesia Mount merapi, Natural landmarks Gunung yang memiliki ketinggian 1.731 mdpl ini, dapat diakses melalui kabupaten kediri, untuk yang dari kabupaten blitar juga dapat, hanya saja pada akhirnya
Blitar - Patung Lembu Suro dan Jothosuro ternyata patung bikinan baru. Namun warga sekitar Gunung Gedang percaya jika keberadaan patung itu bakal melindungi wilayah mereka dari erupsi Gunung beberapa literasi yang dihimpun detikcom, patung ini terletak di kawasan Perhutani di wilayah Desa Gadungan Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. Tepatnya berjarak sekitar 3 kilometer dari pemukiman penduduk, yang hanya dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau jalan kaki."Saya tidak tahu pasti tahun berapa dibuatnya. Tapi keterangan warga, sekitar tahun 1990-an. Lokasinya di areal gardu pandang," kata Pemerhati sejarah dan situs purbakala kelahiran Blitar, Ferry Riyandika, Sabtu 20/3/2021. Patung Lembu Suro dibangun pada tahun 1993 untuk menyambut Menteri Perhutanan, dalam suatu acara peresmian. Mengutip situs GusJeng Kabupaten Blitar, keberadaan patung itu adalah karena keinginan Pak Las selaku mantri perhutani setempat untuk mempercantik dan sebagai tanda bahwa dulunya area tempat patung terdampak erupsi Gunung Kelud tahun Jothosutro Foto IstimewaPembuatan patung di lakukan oleh seorang pengrajin patung yang berasal dari daerah Ringintelu Kecamatan Kesamben. Pak Las mempercayai pembuatan itu kepada pengrajin tersebut karena reputasinya yang telah lama membuat beberapa patung di daerah patung ini sendiri memakan waktu sekitar 2 bulan, dan selama itu sang pembuat patung menginap dan bermalam di area patung tersebut. Pengerjaan patung tersebut dikerjakan sendirian oleh sang pengrajin. Menurut cerita pak Las, pembuatan patung itu dibuat secara bertahap mulai dari pembentukan kasar kaki baru kemudian di bentuk sedemikian rupa sehingga kelihatan indah seperti itu, dulu di area patung juga terdapat gardu pandang outspot yang terbuat dari kayu setinggi +/- 8 meter. Dari gardu pandang ini kita bisa melihat keadaan gunung dan kawasan Blitar dengan Gunung Kelud meletus, dipercayai karena Lembu Suro murka, sehingga batu-batu serta air yang berada di dalam sumur itu keluar menjadi letusan. Konon, hutan yang berada di kawasan Wisata Lembu Suro ini selalu terbakar ketika Gunung Kelud meletus. Namun tak seluruh bagian hutan terbakar. Kawasan yang terbakar hanyalah kawasan yang berada di utara patung Lembu Suro. Masyarakat sekitar menyebut hutan ini alas mitos masyarakat di daerah ini, hal tersebut dipengaruhi oleh patung Lembu Suro, Patung Lembu Suro dapat memberikan perlindungan di kawasan patung ke selatan. Pemandangan seperti itu juga disaksikan oleh Ferry, pascaerupsi Kelud 2014."Pascaerupsi 2014 wilayah itu justru banyak didatangi wisatawan. Mereka ingin melihat kondisi sekitar Kelud. Karena pada erupsi 2014 itu, Blitar nyaris tak terdampak. Hanya hujan debu tipis di wilayah kota. Di sekitar patung Lembu Suro, seperti membatasi wilayah hutan yang terbakar, sama yang tidak tersentuh abu vulkanik sama sekali," juga 'Kemegahan Garuda Wisnu Kencana di Bali'[GambasVideo 20detik] iwd/iwd
Saatini banyak beredar foto letusan Gunung Kelud di dunia maya Indonesia baik itu di forum-forum maupun melalui media sosial seperti Twitter, Facebook, ataupun Instagram. Dari banyak foto yang diunggah tersebut, beberapa di antaranya berhasil membuat heboh masyarakat karena dalam foto-foto tersebut disinyalir terdapat penampakan mulai dari
sumber gambar instagram Gunung Kelud terletak di Kecamatan Ngancar , Kabupaten Kediri , Jawa Timur , Indonesia. Gunung ini seringkali meletus dan banyak memakan korban jiwa sejak abad ke- 15 sampai abad ke-20. Gunung Kelud merupakan salah satu destinasi objek wisata menarik yang berada didaerah itu. Panorama yang ada di Gunung Kelud begitu memukau. Tinggi dari gunung ini mencapai 1730 meter diatas permukaan laut. Setiap tanggal 23 suro penanggalan jawa masyarakat sekitar menggelar acara arung sesaji, inilah daya tarik tersendiri dari gunung tersebut. Acara tersebut dilaksanakan di kawah Gunung Kelud untuk simbol Condro Sengkolo atau sebagai tolak balak dari bencana yang disebabkam oleh penghianatan cinta yang dilakukan oleh putri Kerajaan Majapahit terhadap seorang pemuda yang bernama Lembu Sura. Penasaran dengan kisah tersebut? simak ulasan artikel dibawah ini. Terjadinya Gunung Kelud sumber gambar instagram Diceritakan bahwa di daerah Jawa Timur ada seorang raja yang bernama Raja Brawijaya di Kerajaan Majapahit. Raja tersebut mempunyai seorang putri yang begitu cantik bernama Dyah Ayu Pusparani. Keindahan tubuh putri tersebut begitu mempesona. Dengan kulit yang lembut bagai sutra dan juga wajah yang elok berseri bagai bulan purnama. Postingan Direkomendasikan Banyak pangeran maupun raja datang untuk melamar sang putri, namun sang raja Brawijaya belum juga menerima lamaran tersebut. Hal ini dilakukan sebab sang raja tidak ingin timbul kecemburuan antar pelamar dengan pelamar lainnya. Sisi lain sang raja juga tidak ingin menolak secara langsung lamaran itu karena takut mereka akan menyerang kerajaan. Hingga akhirnya sang Prabu Brawijaya menemukan sebuah ide yaitu ingin mengadakan sayembara bagi para pelamar tersebut. Sayembara tersebut yakni barang siapa yang berhasil merentang busur sakti Kyai Garudayeksa dan juga mengangkat gong Kyai Sekardelima maka dialah yang pantas menjadi suami putri kesayangannya. Sang Prabu Brawijaya memerintahkan para pengawal untuk menyampaikan pengumuman sayembara tersebut kepada seluruh rakyat, termasuk para raja dan juga pangeran dari kerjaan-kerajaan sekitar. Ketika sudah ditentukan waktunya , para peserta pun dari berbagai negri berkumpul di halaman istana kerajaan. Raja Prabu Brawijaya tampak duduk diatas singgasana yang didampingi oleh pengawal dan juga putrinya. Busur Kyai Garudyeksa dan gong Kyai Sekadelima dipersiapkan , sang Raja memukul gong yang bertanda acara dimulai. Sayembara dimulai peserta satu persatu mengeluarkan kesaktiannya untuk merentang busur Kyai Garudyeksa dan mengangkat gong Kyai Sekadelima. Namun tak ada seorang pun peserta yang berhasil melakukannya. Bahkan banyak peserta justru mendapat musibah seperti patah tangannya ketika memaksakan diri merentangkan busur sakti itu dan ada pula peserta yang patah pinggangnya ketika mengangkat gong tersebut. Saat Prabu Brawijaya ingin memukul gong untuk mengakhiri sayembara tersebut, tiba-tiba datanglah seorang pemuda yang bekepala lembu ingin mencoba sayembara tersebut. Tanya seorang pemuda ini ” Wahai Gusti Prabu, apakah saya diperbolehkan mengikuti sayembara ini?”. Dan dijawab oleh sang Prabu Brawijaya ” Hai pemuda berkepala lembu! siapa namamu ?”. Pemuda ini menjawab “Nama hamba Lembu Sura”. Sang Prabu Brawijaya mengira bahwa Lembu Sura tidak akan mampu untuk merentang busur sakti dan juga mengangkat gong besar itu. Pada akhirnya Prabu Brawijaya mengizinkan Lembu Sura mengikuti sayembara tersebut sebagai peserta terakhir. Sang ayah Prabu Brawijaya mengatakan “Hai kamu pemuda yang bernama Lembu Sura kamu boleh mengikuti sayembara ini”. sumber gambar Lembu Suro facebook Dengan kesaktian Lembu Sura ia segera merentang busur Kyai Garudayeksa dengan mudah. Keberhasilan itu membuat para penonton bertepuk tangan dengan meriah. Sedangkan putri Dyah Ayu Pusparani terlihat cemas dan khawatir karena tidak ingin menjadi istri manusia berkepala lembu atau sapi. Langkah selanjutnya Lembu Sura mengangkat gong Kyai Sekardelima. Sang putri berharap agar Lembu Sura gagal melewati ujian kedua itu. Namun tak disangka, Lembu Sura berhasil mengangkat gong Kyai Sekardelima tersebut. Para penonton terkaget dan bertepuk tangan sangat meriah , namun putri Dyah Ayu Purpasari hanya terdiam. Hati sang putri begitu kecewa dan bersedih. Sang putri berkata sembari lari menuju istana “aku tidak mau bersuami dengan kau yang berkepala lembu”. Prabu Brawijaya mendengar suara putrinya itu, ia pun merasa mengecewakan putrinya. Namun sebagai raja Kerajaan, Prabu Brawijaya harus menepati janjinya untuk menjaga martabatnya. Putri Dyah Ayu Pusparani mau tidak mau harus menerima Lembu Sura sebagai suaminya. Prabu Brawijaya pun angkat suara berkata “baiklah hadirin sekalian sesuai dengan perjanjian, maka Lembu Sura yang telah memenangkan sayembara akan ku nikahkan dengan putriku Dyah Ayu Pusparani”. gunung kelud sumber gambar Dalam istana Putri Dyah Ayu Pusparani menangis meratapai nasibnya. Dan berhari hari ia mengurung diri dikamar tidak mau makan ataupun minum. Melihat hal itu seorang Inang istana berusaha menasehati sang putri. Pengasuh Mak Inang mengatakan “Mohon maaf sang Putri jika saya mak Inang boleh memberi saran sebaiknya putri segera mencari cara jalan keluar sebelum tiba hari pernikahan itu”. Putri pun mendengarkan perkataan itu dan bertanya “Benar juga saranmu, Mak Inang. Kita harus mencari cara bagaimana untuk membatalkan pernikahan dengan Lembu Sura. Tapi apa yang harus dilakukan? apakah mak Inang memiliki saran ? “. Mereka terdiam sejenak suasana menjadi hening. Tidak lama kemudian Mak Inang menemukan sebuah cara jalan keluar dan mengatakannya kepada sang putri “Tuan putri saya usulkan untuk meminta Lembu Sura 1 syarat yang sulit sekiranya tidak bisa dituruti olhenya”. Sang putri pun menjawab pertanyaan itu dengan berkata “Apakah usul syarat tersebut Mak Inang?”. Mak Inang berkata “Mintalah permintaan kepada Lembu Sura untuk dibuatkan sebuah sumur di puncak Gunung Kelud yang akan digunakan untuk kalian berdua mandu setelah acara pernikahan selesai, namun sumur tersebut harus selesai dalam jangka waktu semalam”. Hingga akhirnya sang putri menerina usulan tersebut dan segera menyampaikan kepada Lembu Sura. Lembu Sura menyetujui persyaratan itu, dan pada sore hari berangkatlah ia ke Gunung Kelud bersama dengan keluarga istana , termasuk sang putri. Setelah tiba di Gunung Kelud, Lembu Sura memulai menggali tanah dengan menggunakan sepasang tanduknya. Jarak waktu yang tidak begitu lama tanah tersebut tergali cukup dalam. Saat malam semakin larut, galian sumur itu semakin dalam. Sehingga Lembu Sura sudah tidak tampak lagi dari bibir sumur. putri Dyah Ayu Pusparani semakin panik dan khawatir. Sang putri mendesak ayahnya untuk menggagalkan usaha Lembu Sura. Prabu Brawijaya tidak ingin mengecewakan anaknya untuk kedua kalinya. Timbullah cara untuk menggagalkan usaha tersebut yakni ingin menghabisi nyawa Lembu Sura. Raja ikut angkat bicara dengan mengatakan “Aku sebagai raja Prabu Brawijaya memerintahkan para pengawal untuk menimbun sumur itu dengan tanah dan bebatuan yang cukup besar!”. Semua para pengawal tersebut tidak berani membantah perintah Raja tersebut. Dan segera melaksanakan perintah Raja. Hingga akhirnya Lembu Sura yang berada didalam sumur tersebut berteriak meminta pertolongan. Kata Lembu Sura ” Tolong … tolong jangan timbun saya didalam sumur ini”. Para pengawal tidak menghiraukan teriakan Lembu Suro itu. Dalam waktu sekejap sumur itu sudah terkubur dengan Lembu Sura yang berada didalamnya. Meski begitu suara Lembu Sura masih terdengar dari dalam sumur itu . Lembu Suro berkata sumpah serapah kepada Prabu Brawijaya dan juga seluruh rakyat Kediri akibat dari sakit hatinya. sumber gambar _sepertimanusia_ instagram Sumpah tersebut berisi ” Kediri mbesok bakalan pethuk piwalesku sing makaping kaping yo iku Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar , Tulungagung bakal dadi Kedung “. Arti dari sumpah tersebut adalah ” Wahai warga Kediri suatu saat akan bertemu dengan balasanku yang begitu besar, yaitu Kediri menjadi sungai , Blitar akan menjadi daratan , dan Tulungagung akan menjadi daerah perairan dalam”. Sumpah tersebut mengandung janji bahwa setiap dua windu sekali dia akan merusak seluruh wilayah kerjaan Prabu Brawijaya. Dengan sumpah itu membuat sang Prabu Brawijaya dan seluruh rakyatnya merasa terancam dan ketakutan. Sang Prabu memerintahkan para pengawal untuk membangun sebuah tanggul pengaman yang begitu kokoh yang sekarang berubah menjadi Gunung Pegat. Dan juga menyelenggarakan larung sesaji di kawah Gunung Kelud. Namun walaupun begitu sumpah Lembu Sura tetap juga terjadi. Setiap kejadian Gunung Kelud meletus, hal ini merupakan amukan dari Lembu Sura sebagai pembalasan dendam atas Prabu Brawijaya dan juga putrinya yang dipercaya oleh masyarakat sekitar. Begitulah kisah ini terjadi yang hingga saat ini masih dipercaya oleh masyarakat, khususnya di daerah desa Sugih Waras yang tinggal di daerah kawasan Gunung Kelud selalu rutin menggelar acara selamatan larung sesaji setiap tanggal 23 syura di kawah Gunung Kelud.
- Ըлеνиσፐ η
- Углωκ ንврοхр
- Псοքቃхрυрω оኾօቢየскοզ
- Чሸтораρ εσθնаслуж
- Суζоμе κυፀθሄωлጊп ዓтоձих ተпογ
. ohujov15i2.pages.dev/182ohujov15i2.pages.dev/462ohujov15i2.pages.dev/7ohujov15i2.pages.dev/885ohujov15i2.pages.dev/548ohujov15i2.pages.dev/364ohujov15i2.pages.dev/240ohujov15i2.pages.dev/280ohujov15i2.pages.dev/20ohujov15i2.pages.dev/255ohujov15i2.pages.dev/701ohujov15i2.pages.dev/506ohujov15i2.pages.dev/422ohujov15i2.pages.dev/998ohujov15i2.pages.dev/44
penampakan lembu suro saat gunung kelud meletus